Minggu, 18 Desember 2011

MAKNA DARI SEBUAH PERANG

        Sejak zaman dulu sampai sekarang kita sudah tidak asing lagi mendengar kata kata “perang”. dari abad jauh jauh sebelumnya perang masih menjadi milik para serdadu / tentara dari sebuah negara yang bersangkutan. Mereka berperang di garis depan dengan gagah berani dan dengan ikhlas mengorbankan jiwa dan raganya demi kejayaan dan kemenangan negaranya. Kedua kubu bertemu di medan perang yang telah disepakati dan korban berjatuhan pun di medan itu pula, seiring berjalannya waktu terutama pada saat awal abad ke 20 perang tidak hanya melibatkan para serdadu akan tetapi sudah merembes pada rakyat sipil dan mengakibatkan korban yang tidak sedikit jumlahnya entah dengan senjata ataukah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh. Peristiwa ini sangat lumrah terjadi pada waktu perang dunia I yang dipicu oleh kematian putra mahkota austria-hongaria frans ferdinand yang dibunuh oleh loyalis serbia yang serta merta memicu awal perang dunia dimulai dari hasutan yang terjadi dalam kancah perpolitikan eropa membuat austria menyatakan perang terbuka terhadap serbia. namun serbia yang telah menjadi sekutu abadi dari rusia membuat rusia menyatakan perang terhadap austria-hungaria selanjutnya pun diikuti oleh negara lain untuk ambil bagian dalam perang. 
        Tidak terhitung korban yang timbul di kedua belah pihak, para komandan perang dengan semangat tinggi mengirim para serdadunya ke medan perang dengan keyakinan akan mendapatkan kemenangan mutlak dengan perkiraan hanya memakan waktu beberapa minggu penyerangan menunjukkan hasil yang berbeda bahkan memakan waktu berbulan bulan lamanya. Strategi perang parit adalah strategi utama dalam perang dunia pertama, selama beberapa tahun pertama para serdadu hidup dalam parit ini dengan ancaman akan terus di bom, para mayat serdadu dibiarkan bergelimpangan begitu saja dan para serdadu yang tersisa berjuang untuk mempertahankan parit tersebut. Bantuan demi bantuan datang untuk mempertahankan parit namun hasilnya tetap sama kematian yang amat banyak jumlahnya dari kedua pihak dan hal itu tidak mengurungkan niat para jendral untuk tetap mengirim pasukan yang sudah jelas kematian telah menunggunya di depan mata. 
           21 februari jerman memerintahkan semua serdadunya untuk keluar dari parit untuk menyerang secara mendadak pertahanan parit lawan namun tiap serdadu yang melakukannya justru tewas atau sekarat hanya dalam waktu 3 menit dan walaupun penyerangan berlangsung selama beberapa bulan jerman masih tetap gagal menduduki verdun. Selama penyerangan tersebut masing masing kubu telah kehilangan sekitar satu juta serdadu dan garis pertahanan jerman hanya maju sebanyak 12 kilometer, tak tanggung tanggung korban yang begitu banyak berjatuhan hanya untuk 12 kilometer area. Serangan balik dari pihak inggris pun juga tak kalah hebat dengan produksi meriam yang sangat banyak membuat jendral douglas haig sangat percaya diri menggempur pertahanan jerman dan dengan target hanya beberpa minggu dapat menguasai pertahanan musuh dan lagi lagi tak jauh beda dengan jerman. Serangan pun tidak sesuai harapan, para serdadu inggris keluar dari parit dan sudah disambut dengan senapan mesin tentara jerman yang bertahan dengan rapat di dalam parit selama digempur serangan meriam dan lagi lagi serdadu yang tewas di masing masing pihak mencapai 900.000 serdadu dan serangan hanya maju sejauh 11 kilometer. 
             Sudah cukup kita berbicara tentang perang karena ada hal yang lebih penting yaitu kenapa “perang” menjadi suatu hal membanggakan dan apa yang menjadi pilar utama sehingga penyelesaian masalah ini harus dengan perang. Selidik punya selidik penyebab utama kesalahan ini adalah keyakinan mereka akan gagasan yaitu Darwinisme dimana gagasan ini menyatakan bahwa mahluk hidup yang ada di alam terlibat pertarungan untuk mempertahankan hidup dan manusia adalah bentuk hewan lanjutan yang memenangkan pertikaian. Teori yang terbukti salah karena masih kurang teknhologi pada jaman itu. Friedrich von Bernhardi, jenderal Perang Dunia I lainnya, juga menarik garis penghubung antara perang dengan apa yang disebut sebagai hukum alam evolusi: Perang adalah kebutuhan makhluk hidup. Perang sama pentingnya dengan pertarungan unsur-unsur alam; perang memberikan keputusan yang menurut ilmu kehidupan adalah adil, karena keputusannya berpijak pada sifat paling mendasar dari segala sesuatu. (M. F. Ashley-Montagu, Man in Process, World. Pub. Co., New York, 1961, hal. 76, 77) Kesimpulannya, Perang Dunia I disebabkan oleh para penguasa Eropa yang percaya bahwa peperangan, pertumpahan darah, penderitaan, dan membuat orang lain menderita semuanya adalah bagian dari "hukum alam." Teori evolusi Darwin-lah yang telah mendorong seluruh generasi ke dalam keyakinan yang keliru ini. Gambaran sosok Darwin yang gelap bersembunyi di balik tirai peperangan. Namun, berlawanan dengan pernyataan Darwin, manusia bukanlah hewan yang bertahan hidup dengan tujuan berperang satu sama lain. Di dalam Al Quran, Allah menyatakan hal berikut tentang orang yang memulai perang: … Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. Dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (QS Al-Maidah: 64). Lagipula jika dipikir lebih lanjut masih ada hal yang lebih efisien untuk menyelesaikan masalah masalah tanpa dengan adanya perang yaitu musywarah untuk mufakat yang telah jelas tertuang dalam hukum agama dan falsafah pancasila. Created by Firman el Nector