Rabu, 02 November 2011

Polemik di Papua

       Pertama kali mendengar tentang indonesia, maka yang terbayang adalah suatu negeri yang penuh dengan sumber daya alam yang melimpah ruah. Dimana hasil panen dan tambang amat sangat menggiurkan. jika membayangkan betapa banyak keuntungan yang diambil dari hasil usaha yang digunakan untuk mengolah sumber daya tersebut, mulai dari sumber daya alam berupa emas dan tembaga yang sekarang menjadi pemicu konflik yang tidak berkesudahan di bagian timur indonesia, yang rata rata menghasilkan penghasilan bagi PT Freeport indonesia sebanyak 70 triliun rupiah per tahun. Dapat dibayangkan royalti yang didapatkan pemerintah indonesia sungguh sangat luar biasa, bahkan menurut sebagian informasi mengungkapkan kalau PT freeport indonesia mengalokasikan 1,25 juta per orang hanya untuk biaya keamanan saja kontras dengan gaji para karyawan yang menurut pengakuan seseorang bahwa manajemen freeport memberitahukan kepada pihak luar bahwa gaji per karyawan bersih adalah 17 juta per bulan akan tetapi pada kenyataannya pekerja hanya mendapatkan rata rata gaji 5 juta per bulan dan 3 juta pada saat cuti.
       Sungguh sebuah polemik di negeri ini bahwasanya para aparat keamanan dan pemerintahan menjadi lebih patuh pada majikan yang selalu memberinya tunjangan dana, daripada menjaga harkat dan martabat negaranya serta melindungi rakyat yang seharusnya mereka lindungi. Para masyarakat yang seharusnya mendapatkan perhatian keamanan menjadi orang yang di nomor dua kan di daerah sendiri. Maka jangan heran jika kondisi keamanan disana tidak akan pernah kondusif sampai kapanpun terlebih lagi perhatian pemerintah pusat yang hanya "memprihatinkan" keadaan tanpa memberikan solusi aktif yang cerdas seperti yang diutarakan sendiri oleh presiden SBY bahwa "membangun papua dengan hati" namun dengan dengan hati yang bagaimana..?? masyarakat papua hanya menginginkan kesetaraan antara masyarakat indonesia bagian barat, tengah dan timur. dimana jika di barat terjadi pembangunan maka begitu pun di bagian timur, di barat yang sering dikunjungi oknum pemerintahan pusat maka kunjungi pula daerah timur. Kesimpulannya mereka butuh keadilan dalam kesetaraan. kenyataan sekarang bahwa daerah timur indonesia sangat amat jarang tersentuh oleh jangkauan petinggi petinggi negeri ini walaupun hanya sekedar melihat keadaan di sana. Ada apa dengan negeri ini..??
       Akankah generasi muda hanya akan menjadi seperti generasi sekarang yang notabene hanya menjadi generasi budak bangsa asing. Ataukah menjadi bibit bangsa yang unggul dan penuh dengan tanggung jawab..? Hal tersebut sangat tergantung dari cara pendidik untuk menanamkan filosofi kebenaran dan pendalaman pendidikan Ber karakter bagi generasi mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar